Minggu, 17 Agustus 2008

17 + 1 Augustus 2008, mengevaluasi diri berdasarkan Al-Quran (3)

Merdeka!!!

Kalo Mas Ang lagi skeptis pasti bilang, iya ta....?
Entah bagaimana kebenaran tentang kemerdekaan kita ini, benarkah kita sudah merdeka?

Sudah sering menjadi bahan diskusi dan kajian yang terkait dengan kondisi bangsa yang semakin terpuruk, baik korkom SN maupun komisariat MIPA sendiri pun tidak menampakkan gelagat yang cukup positif. Terkesan pasif, diam, stagnasi, kuldesak, sama sekali tidak menunjukkan adanya komitmen keumatan dan kebangsaan.

Bapak Ketum, lagi ngapain nih?
Kabar kader-kadernya gimana, Pak?
Organisasi itu wadah bagi kita untuk belajar menata diri dengan seabrek-abrek aktifitas. Dik Aris ingat, cerita salah seorang kader yang bilang, "pegel aq, mas". Kader tersebut memiliki berbagai macam aktifitas, yang terhitung cukupbesar, mulai dari rapat SC untuk LK 1, ngerjain TA, kuliah, dll, dsb, dkk, yang intinya dia ngerasa ada beberapa kegiatan yang sebetulnya lebih merupakan buang-buang waktu, seperti rapat SC yang tak kunjung usai, akibat adanya keruwetan yang ditimbulkan oleh salah seorang oknum, yang seharusnya waktu itu bisa digunakan untuk mengerjakan TA.
Capek, letaknya itu ada pada mental, pikiran, perasaan, lebih merupakan faktor psikologis aja sebenarnya. Mensana incorporisano? dari dulu sebenarnya juga sudah banyak yang tau, kalo itu kebalik, harusnya di dalam jiwa yang kuat terdapat raga yang sehat. G jarang dari kita itu terjebak oleh asumsi, mindset, yang ada pada otak kita... Padahal sering kali itu tanpa pertimbangan dan pemikiran yang cukup komprehensif. Pernah lihat Naruto? Avatar? The A Team? MacGyver? Kita ini hidup di dunia riil, use your heart and mind, telaah lebih lanjut terhadap apapun yang terjadi. Hidup ini butuh kerja keras dan kerja cerdas, gunakan semua potensi yang kalian miliki. Berapa jumlah waktu yang kita buang dalam 1 hari?
Tujuan....
Orientasi......
Skala prioritas.......
Pembagian waktu.......
Seringkali menjadi sesuatu hal yang sering kali kita abaikan, tujuan kita hidup, tujuan kita berorganisasi, tujuan kita kuliah (kita....? sori, aq g termasuk y....?), tujuan kita merokok mungkin. Hayo... bagi yang perokok, apa sih tujuan kalian merokok? kebutuhan kah? kalo emang kebutuhan, butuh merokok agar..... atau jangan-jangan hanya karena kebiasaan saja? padahal kita tidak pernah memikirkan lebih lanjut tentang faedah merokok, dan menggunakan apologi yang muluk-muluk untuk membenarkan perbuatan kita. Yah... udah gak jamannya... kalo ngaku dewasa, sudah seharusnya jujur pada diri sendiri, apa benar...? Lanjtannya pikir sendiri ya!
Masih terkait dengan beberapa hal di atas, dalam beberapa hari lagi kita akan menyambut sebuah momen penting untuk lebih memantapkan iman kita. Dalam momen yang disebut puasa, jangankan merokok, makan dan minum aja lho dilarang. Salah satu hikmah penting adalah, sebenarnya kita diminta untuk merenungkan, seberapa besar kebutuhan kita untuk makan, minum, meluapkan emosi, dan berbagai hal yang membatalkan puasa yang lain.
Hemat saya (walaupun saya boros) itulah arti kemerdekaan yang hakiki, kita terbebas dari rutinitas, terbebas dari paradigma, terbebas dari mitos-mitos yang menyesatkan. Kita berpikir, merasa, berkata, bertindak, bersikap, karena tujuan dan orientasi yang jelas, dengan mengedepankan aspek kasih dan sayang, dengan dilandasi oleh perhitungan yang matang.
Seperti dalam surat Al Fatihah 3-4, arrahmanirrahim, maliki yaumiddin, berhitunglah - sebelum kamu dihitung...!

2 komentar:

cah_ndeso mengatakan...

cak jay sampeyan ngomong oto..koq gak jelas tujuannya???. smile;)

Anonim mengatakan...

Merdeka, Merdeka,